Today, i will share my fan fiction again. kkkk. this is my old fan fiction, so i'm sorry if it's a little bit freak and whatever yeeeeah because this is the first fan fiction i wrote. kkk hope you like it. keep calm and stay read my fan fiction B)
STAY AWAY
PART 1
Lee Ji Eun
Park Jiyeon
Jang Wooyoung
Hwang Changsung (cameo)
** “Ji Euuuuuun-aah, palli ! Itu 2PM,”
teriak Jiyeon
“Waeyo?”
“Palli-aah ! it’s time to 2PM !”
teriak Jiyeon bersemangat.
“YAA ! sekali lagi kau berbicara
tentang 2PM, kau akan kupecat !” bentak Ji Eun
“Mianhae, Ji eun. Aku tak bermaksud
seperti itu!” Ucap Jiyeon dengan sedih.
Beginilah yang sebenarnya. Manager
Ji eun, Jiyeon, memang sangat menyukai boy band 2PM. Apalagi salah satu member
dari 2PM, Jang Wooyoung ! Jujur saja, Ji Eun memang sangat tidak suka atau
lebih disebut dengan anti dengan boy band 2PM ini. Bahkan ia sangat risih kalau
nama boyband ini disebut-sebut.
**
“Ji eun ! aku mau ke supermarket
depan apartement. Jaga rumah sebentar yah,”
“Ne, jiyeon,”
Yaaay ! Akhirnya Ji Eun merasa lebih
tenang setelah tidak mendengar teriakan histeris dari yeoja satu itu. Tapi, Tiba-tiba
Handphone Ji Eun berbunyi.
Dengan malas-malasan, Ji Eun
menjawab Telephone, “Yebeoseyo ?”
“Ah Annyeong Haseyo, naneun Hwang
Chansung Imnida. Saya adalah produser dari acara variety show ‘You and I’.
Bolehkah saja mengkonfirmasi sedikit
dengan anda, Ji Eun ?
“Ne, Waeyo ?”
“Begini Ji Eun, kamu tetap
menyetujui acara mu dengan wooyoung 2PM kan ?”
“Ne? Menyetujui acara ku dengan
wooyoung ? sejak kapan ?” Tanya Ji Eun bingung.
“Anda lupakah ? Jiyeon pernah
menyetujui acara ini. Dia bilang, Ji Eun pasti akan sejutu juga. Oetteoke ?
anda masihh setuju kan ?”
“Mak...mak...maksud anda apa, ahjussi,
?”
“Ne, Jiyeon telah menyetujui acara
anda dengan wooyoung 2PM ini sebelumnnya bahkan pihak dari 2PM juga
menyetujuinya. Saya menelpon anda hanya untuk memastikan saja. Oeteokke? Anda
setuju, Ji Eun ?”
Dengan sedikit membentak, Ji Eun
berkata, “SHIREO, AHJUSSI ! MIANHAE !”
Tut tut tut tut tut ! Telephone
antara PD Chansung dengan Ji Eun terputus. Ji Eun lah yang memutuskan telephone
itu. Ji Eun sedikit merasa kesal dengan Ji Yeon karena dia dengan mudah
menyetujui perjanjian itu, padahal Jiyeon tau bahwa Ji Eun sangat benci dengan
semua member 2PM terutama Jang Wooyoung
**
“Annyeong Haseyo. Jiyeon
pulaaaaaangg !” Teriakan Jiyeon yang riang dan tanpa berdosa itu membuat Ji Eun
semakin marah. Tanpa basa-basi, Ji Eun langsung mencaci maki Jiyeon yang baru
pulang dari supermarket.
“YAAA ! Jiyeon ! kenapa kau
menyetujui itu ?! kau tau kan, aku sekarang sangat anti dengan 2PM !”
“Mwo? Aku tidak mengerti dengan apa yang
kau bicarakan itu, Ji Eun ?”
“Jiyeon, kau sudah menyetujui acara
variety show ku dengan Wooyoung kan ? aisshh jinjja,”
“Ahh, soal itu. Mianhae, Ji Eun-aah.
Kau tau kan aku sangat menyukai Wooyoung, jadi dengan polosnya aku menyetujui
itu. Mianhaee,”
“Dengan polosnya ? aisshh jinjja.
Harusnya kau pikir itu dua kali Jiyeeeon ! dasar, babo !”
“Mianhaaaee. Tapi Ji Eun, kau sangat
tau sifatku kan ? aku sangat menyukai wooyoung, jadi semua yang berkaitan
dengan wooyoung aku setujui. Mianhaaaeee,”
“Egois sekali kau Jiyeon,
sampai-sampai menjadikan aku sebagai korbannya”
“Mianhae, Ji Eun. Meskipun ini hanya
menguntungkan ku, kau mau kan bekerja sama dengan wooyoung ? cukup sekali ini
sajaaa, jebaaaall”
“Mwooo ?! SHIREO !”
“Jebal, dan mianhae,” suara Jiyeon yang meminta-meminta
itu sedikit membuat hati Ji Eun luluh.
“GEUDE ! aku akan melakukannya, asal
kau senang saja ! tapi ingat, cukup sekali ini saja !” Akhirnya, Ji Eun
menyetujuinya, meskipun Ji Eun merasa sangat kesal !
“Gomawo Ji Eun-aah,”
Dengan cepat, Jiyeon menelphone PD
Chansung. PD Chansung mengatakan bahwa besok langsung akan dilaksanakan
syutingnya.
Karena masih merasa kesal kepada
Jiyeon, Ji Eun sama sekali tidak mendengarkan apa yang dikatakan Jiyeon, bahkan
Ji Eun lebih memilih jalan-jalan keluar daripada mendengar ocehan Jiyeon.
**
Sesampai di taman, Ji Eun benar-benar
merasa sedikit lebih baik. Ji Eun mencoba semua permainan di taman itu. Mulai
dari ayunan, perosotan, dan lain-lainnya. Ini membuat Ji Eun kembali ke masa
kecilnya sebelum menjadi artis yang sangat menyenangkan. Saat Ji Eun sedang
asyik-asyiknya membayangkan betapa asyiknya masa kecilnya dulu, tiba-tiba Ji
Eun harus bertemu dengan orang yang ia benci.
“Lama tidak berjumpa Ji Eun,” Suara itu, benar-benar.
Sudah pasti dengan mudahnya Ji Eun mengenali suara itu. Yah, namja itu adalah
Jang wooyoung.
“MWO ?! kenapa kau disini?” Ji Eun
merasa kaget dan ini membuat mood Ji Eun kembali turun.
“Anyia. Hanya jalan-jalan sebentar.
Kau mau kutemani bermain disini ?”
“SHIREO !”
“Waeyo ? daripada disini sendirian
lebih baik berdua kan ?”
“ANDWAE ! kau pergi saja ! aku malas
melihatmu !”
“Malas ? gara-gara acara baru kita
itu ? aissh Jinjjayo ?”
“NE ! WAEYO?” bentak Ji Eun.
“Anyio. Kalau begitu, jalan-jalan
denganku sebentar yuk. Kajja,”
“SHIREO ! bertemu denganmu saja
membuat moodku hancur, apalagi jalan-jalan denganmu. SHIREOOO !”
“sudahlah, Kajja,”
Tanpa memikirkan jeritaan Ji Eun
yang meronta-ronta tidak mau, Wooyoung tetap mengajak Ji Eun berjalan-berjalan.
Bahkan dengan santainya Wooyoung memasukkan tangan Ji Eun kedalam sakunya.
“YAA ! maumu apa ? keluarkan
tanganku, aku benci dibeginikan olehmu!”
“Kau benci aku beginikan ? jinjja ?
sejak kapan kau berubah? Waktu kita masih ...” Belum sempat Wooyoung meneruskan
omongannya, Ji Eun sudah memotongnya.
“Cukup ! itu sudah masa lalu,
lupakan !”
“Masa lalu ? apakah ini bearti
perasaanmu ke aku sudah masa lalumu juga, Ji Eun ?”
“Sudah kubilang cukup ! aku mau
kembali ke apartementku saja !”
“Ji Eun-aaah, kajimaa. JI EUN-AAAH,”
Dengan menahan kekesalannya, Ji Eun
berlari pulang ke apartement. Tanpa Ji Eun dan Wooyoung sadari, ternyata Jiyeon
daritadi melihat semua kejadian itu. Jiyeon merasa sedikit sedih ketika melihat
Wooyoung dan Ji Eun Berjalan-jalan bersama.
**
Sesampainya di apartement, Ji Eun
mendapati Apartement itu kosong tanpa Jiyeon. Tapi tak lama kemudian, Jiyeon
masuk ke apartement dengan matanya yang sedikit sembab. Ji Eun mengetahui bahwa
Jiyeon habis menangis, dengan sedikit khawatir, Ji Eun bertanya kepada Jiyeon.
“Gwaenchana? kamu habis menangis ?”
“Gwaenchana, Ji Eun. Hanya saja,
bolehkan aku bertanya kepadamu ?”
“Ne,”
“Ji Eun, apakah kamu menyukai
Wooyoung ?” Pertanyaan Jiyeon membuat Ji Eun sedikit tersentak. Tapi dengan
tegas, Ji Eun berkata,
“Anyio! Aku takkan menyukainya lagi
!”
“Lagi? Maksudmu, kau pernah
menyukainya, Ji Eun ?”
“Ah a..a..a..nyio,” bibir Ji Eun
bergetar menjawab pertanyaan Jiyeon
“Kalau begitu, kamu mau kan berjanji
agar tidak pernah menyukai wooyoung selamanya ? kau tau kan, aku sangat ingin
menjadi Yeoja Chingu nya Wooyoung. Meskipun itu tidak mungkin,” Pertanyaan
ketiga dari Jiyeon membuat Ji Eun tersentak lagi. Ji Eun bingung akan menjawab
apa. Ji Eun juga merasa bingung, kenapa dia begitu kaget mendengar perkataan
dari Jiyeon padahal jelas-jelas Ji Eun tidak menyukai Wooyoung.
Dengan bibir yang bergetar Ji Eun
berkata, “ah ne...”
Tapi, dari hati yang paling dalam Ji
Eun merasakan sedikit perasaan sedih setelah menjawab pertanyaan Jiyeon. Ji Eun
berfikir, apakah ini Benci menjadi Cinta ? molla, tiada orang yang tau.
~To be Continue~
Oeteokkhe ? yeaah i know, my fan fiction always freak like me. kekkek. wait for the second part:)
bye bye guys, peace love and keep keceeeeeeeeeee ':333333333333333333