THE BROKEN RELATIONSHIP
*
main cast : - Jang wooyoung (2PM), Lee Ji Eun (IU).
**
Entah
perasaanku ini benar atau tidak, tapi akhir-akhir ini aku merasa Ji Eun jarang
sekali menghubungiku. Yah aku bisa mengerti sekarang dia adalah solo singer
yang sangat dikagumi di korea,
tapi....apakah pantas dia tak menghubungi namja chingunya ini ? apakah dia
mulai menjaga jarak denganku ?AAHH PABO ! ani ani aniii ! aku tak boleh
berfikiran seperti itu, aku harus mengertikannya. Sebagai namjachingu nya aku
harus mengerti betapa padat jadwal manggungnya itu, apalagi dia sekarang sedang
sibuk dengan TOURnya, tapi...bukankah TOUR itu sudah berakhir 1 minggu yang
lalu? Sedangkan ini sudah 2 minggu Ji Eun tak pernah menghubungiku sama sekali.
KYAAAAA ! Jang Wooyoung apa yang kau pikirkan ? kau harus bisa mengerti Ji Eun.
Harus !! pabooooo ! kau harus tegar, Jang Wooyoung.
TOK TOK
TOK.
Tiba-tiba
seseorang mengetuk pintu ruang latianku. Hhh, siapa yang mengganggu ku di
saat-saat seperti ini? Dengan malas-malasan aku berjalan ke arah pintu dan
membuka pintu. Tapi apa yang kini ku temukan di depan pintu itu hanyalah
seorang yeoja yang selalu mengusik ketenangan hidupku. BAE SUJI. Manager ku
yang tak pernah mengerti ku.
“Wae
geurre ?” tanyaku malas-malasan.
“Ani.
Aku hanya mengingatkanmu nanti sore kau tampil di acara musik inkigayo di Busan.
Jangan terlambat. Aku malas menunggu,”
“Arasso.
Cepat menjauh dari tempat latianku, aku ingin latian walaupun sebentar,”
“Terserah
kau saja, dan jangan terlambat !”
Huh.
Aku tau hal ini akan terjadi. Yeoja sengak yang
kepribadiannya berbeda 180derajat dengan Ji Eun itu selalu bersifat acuh
tak acuh, padahal yeoja itu adalah managerku. Huh, dasar tak tau diuntung !
**
30
menit kemudian aku sudah berada di dalam perjalanan menuju ke Busan, tempat
kelahiran dan tempat inkigayo ini akan dilaksanakan. Aku mulai mengingat-ingat
saat aku diam-diam pergi ke Busan bersama Ji Eun tanpa sepengetahuan Suzy. Aku
benar-benar mengingat itu . terlebih lagi saat aku mengenalkan Ji Eun ke eomma
dan appaku. Huh...tapi sepertinya sekarang itu sudah tidak ada gunanya untuk
mengingat semua moment indahku bersama Ji Eun, mungkin dalam beberapa hari
kedepan Ji Eun sudah di depanku dan meminta putus. Hhh, sangat miris. AAHH
PABOOYAA ! aku memikirkan soal putus itu lagi. Paboooo. Ji Eun pasti sedih
kalau akau terlalu berfikiran yang macam-macam tentangnya, apalagi dia pasti
sedih aku menduga yang macam-macam tentang dirinya. Jang Wooyoung, hapus semua
pikiran itu dari otakmu ! hapus itu sekarang. PABOOOOOO ! NAMJA PABO !
“Wooyoung,
kita sampai. Turunlah.” Ucap Suzy yang tetap dengan wajah datar, hhh aku tak
tahan melihat wajah datarnya itu. membuatku muak.
Tanpa
menjawab ucapan dari Suzy, aku langsung turun dan berjalan menuju ruang make up
agar aku bisa bersantai sedikit setelah di make up. Lebih cepat lebih baik. Saat aku berjalan
menuju ruang make up, disekitar convention hall, tempat acara inkigayo, sudah
dipenuhi dengan wartawan padahal konser itu akan dimulai sekitar 4 jam lagi. Dengan
terus berjalan dan melambaikan tangan ke arah wartawan, tanpa sadar aku sudah
masuk ke convention hall itu dan...
BRAK !
Omo !
aku menabrak seseorang. Jang Wooyoung paboo.
“Mianhamnida,
aku tak melihatmu,”
“Ne,
gwaenchana.” Jawab seseorang itu. tapi...suaranya itu sangat mudah untuk
kukenali. Suaranya sedikit berat. Suara itu sangat mirp dengan....suaranya Ji
Eun ? aku mencoba memastikan siapa pemilik suara itu. aku perlahan mengangkat
wajahku dan begitu aku melihatnya BENAR SAJA ! itu adalah Ji Eun ! aku langsung
refleks berteriak, “JI EUN !” tapi tak ada balasan dari Ji Eun. Yeoja itu hanya
tersenyum kemudian pergi tanpa pamitan denganku. Mwoya? sikap macam apa itu? Benarkah dia tak ingin berbincang denganku
walaupun semenit saja ? ah...kalau kau seperti ini, aku bisa ragu terhadap
semua perasaan cintamu itu, Ji Eun. Haaah.
Setelah
melihat Ji Eun semakin menjauh, aku mencoba mengejarnya tapi apadaya ia sudah
terlalu jauh untuk dikejar.
Hah...mungkin ini bukan waktu yang tempat. Mungkin saja setelah acara
ini kita bisa berbincang walaupun semenit.
“Jang
Wooyoung ! apa yang kau lakukan disini ? cepat pergi ke ruang make up !” Ah...
lagi-lagi sura itu. Suzy. Ah....dia tak pernah mengerti dengan keadaanku
sekarang. Manager pabo !
“Arasso.”
**
Selesei
di make up, aku mencoba menghubungi JI Eun melalui kakaotalk. Aku yakin Ji Eun
akan lebih terbuka saat kita chatting bersama di kakaotalk.
2
menit, 3 menit, 5 menit. Tidak ada jawaban dari Ji Eun. Apa handphone
tertinggal di kantornya ? aku coba terlepon saja. Kalau terus-terusan
berdiam-diaman seperti ini selama 2 minggu, aku tak akan tahan.
TUT TUT TUT.
“Yeoboseyo ?” sapaku.
“Ah
annyeong. Wae geurre,oppa ?”
“Ani.
Aku hanya ingin kita bertemu di luar bersama setelah acara ini nanti.
Eotteokkhae ? kau mau ?”
“hmm...”
Ji Eun diam untuk beberapa saat. “Geurre. Setelah acara kita makan malam di
restoran dekat jembatan tempat kita biasanya. Aku ingin kita berbicara hal-hal
penting, oppa,” Hal-hal penting ?
apakah ini hal yang berhubungan dengan hubungan kita untuk kedepannya ? atau
hanya hal-hal biasa ? aku mulai kehabisan akal dengan semua sikap atau
perkataan yang dilakukan Ji Eun ini. Huh.
“Khamsahamnida.
sarang—,” belum selesei aku mengucapkan perkataanku, telepon sudah ditutup oelh
Ji Eun. Mwoya ? sikap macam apalagi ini ? lama-lama aku bisa gila memikirkan
perubahan sikapmu ini, Ji Eun.... aah Ji Eun dengarkan oppa untuk beberapa
detik saja. Jebal ...
**
Akhirnya
acara inkigayo selesei juga. Aku sudah meminta kepada Suzy agar ia kembali
terlebih dahulu ke Seoul dan tanpa protes Suzy pun menyetujuinya. Hhh.
Kali ini aku ingin membuat moment
yang romantis dengan Ji Eun. Aku tak boleh melewatkan moment-moment yang jarang
sekali terjadi antara pasangan sesama idola seperti aku dan Ji Eun. Aah....
**
Aku
berangkat terlebih dahulu menuju restoran itu, aku hanya tak ingin membuat Ji
Eun menunggu, biar aku saja yang menunggunya. Tapi....menunggu itu tidak
menyenangkan sama sekali. Membuat jengkel. Tapi ini demi bertemu dengan Ji Eun,
aku harus bersabar.
2 jam
sudah aku menunggu Ji Eun. Tapi kenapa sampai sekarang aku tidak menemukan
batang hidungnya ? apakah dia lupa dengan janjinya ? aah tak mungkin. Ji Eun
adalah yeoja yang sangat pengingat. Dia takkan lupa dengan janji yang baru saja
kita buat tadi sore.
5 jam...dan
ini sudah hampir jam 12 malam, Ji Eun belum datang juga. Pelayan restoran pun
sudah menyuruh ku dengan baik-baik agar aku meninggalkan restoran ini karena
restoran ini akan tutup. Tapi bagaimana dengan Ji Eun ? sepertinya... dia
memang sudah lupa dengan janji itu. sebaiknya aku harus kembali kerumah saja
sekalian melepas rindu dengan eomma dan appa.
Akhirnya
dengan berat hati aku meninggalkan restoran itu. Aku harus meninggalkan moment
indah yang mungkin akan terjadi di dalam restoran itu. hhh sebenarnya kemana Ji
Eun ? apa dia tak merindukanku ? PABO ! Jang Wooyoung, kenapa kau memikirkan
hal-hal seperti itu lagi ? Ji Eun akan sedih jika tau kau memikirkan hal bodoh
seperti ini. Ji Eun pasti....aku tak sanggup meneruskan pikiranku ini. Aku tak
sanggup. Tapi otakku berfikiran lain, aku terus memikirkan Ji Eun. Aku tau Ji
Eun pasti akan sedih jika aku bersikap seolah-olah aku tak percaya pada JI Eun,
tapi apakah benar Ji Eun akan sedih jika aku berfikiran seperti ini ?
kurasa....dia tak akan sedih lagi. Dan aku yakin akan hal itu. mianhae Ji Eun.
Ketika kau bersikap seperti itu padaku lagi, aku mungkin akan bimbang dengan
perasaanku padamu. Mian.
**
Selama
1 jam aku tak mendapatkan taksi sama sekali, udara semakin dingin. Badanku
sudah menggigil. Eotteokkhae ? apakah
aku harus tidur di convention hall ? OMO! Tak mungkin. Para staff pasti sudah
kembali ke Seoul. Tapi aku sekarang harus bagaimna ? ini sudah malam, udara
semakin dingin, dan tak ada taksi yang lewat. Apa aku harus berjalan menuju
rumah ? aish jinjja. Baiklah, aku akan berjalan saja.
Aku
terus berjalan sambil melihat jalan jika saja taksi akan lewat. Aku ini namja
yang pabo, tapi aku lebih bersyukur tak ada fans yang melihatku jalan
terluntang-lantung seperti ini. Di Ujung
jalan aku melihat sebuah mobil sedang berjalan menuju kearahku. Apakah ini
sebuah taksi ? aaaah ini adalah sebuah jodoh. Tapi firasatku salah. Itu bukan
taksi, melainkan mobil mahal yang mungkin saja aku tak sanggup untuk
membelinya. Aku benar-benar artis yang menyedihkan. Tiba-tiba pintu mobil itu
terbuka dan turunkah seorang yeoja yang sangat aku kenal. JI Eun ! lagi-lagi
aku bertemu dengannya di saat yang tak terduga. Bukankah ini suatu tanda bahwa
kita adalah jodoh ? hhh.
“Oppa,
masuklah ke mobilku,”
“Ne ?”
“Masuklah,
aku ingin membawamu ke suatu tempat,”
Aku pun
menuruti permintaan Ji Eun dan kini aku sudah meletakkan pantat indahku ini di
dalam mobil milik Ji Eun yang notabene adalah yeojachingu ku sendiri. Memalukan
! Beberapa menit kemudian sampailah aku dan Ji Eun di suatu tempat yang tak
asing bagi kite berdua. KARAOKE ! yaah,
kita sangat menyukai karaoke ! tapi...kenapa JI Eun membawaku ke sini ?
“Oppa,
aku ingin kita berbicara tentang hal penting itu disini saja. Aku sudah bosan
makan di restoran itu.”
“Ne,
aku akan menuruti semua permintaanmu.”
“Hentikan
itu,oppa.” Ucap Ji Eun. Aku tersentak mendengar jawaban dari JI Eun. Lagi-lagi
aku merasa bimbang terhadap perasaanku sendiri. Aish jinjja.
**
Kami saling
berdiaman cukup lama. Tak ada yang mau memulai percakapan diantara kamu berdua.
Aku takut Ji Eun menjawab pertanyaanku dengan cuek. Aku takut Ji Eun tak
menjawab pertanyaanku. Aku takut untuk....mungkin lebih tepatnya aku takut
sakit hati mendengar semua respon dari Ji Eun. Mungkin benar itu. ah, aku namja
yang lemah.
“Oppa,
aku sudah bosan dengan semua ini,” DEG ! apa aku tak salah dengar? Apa Ji Eun
bosan dengan hubungan ini ? apakah...benar itu semua ? aku tak sanggup ! aku
terlalu mencintaimu, Lee Ji Eun !
“Ne ?”
aku mencoba memastikan apakah benar apa yang dikatakan Ji Eun tadi.
“Aku
bosan dengan semua ini. Aku bosan dengan hubungan kita ini. Aku tak tahu kenapa
aku mulai kehilangan rasa kepadamu,oppa,” DEG ! untuk kedua kalinya aku harus
menelan ludah dengan kasar. Aku benar-benar tak sanggup mendengar itu semuaaa !
Ji Eun, katakan pada Oppa kenapa kau bosan dengan hubungan kita ini ?
“Oppa
terlalu sibuk dengan hal-hal yang oppa lakukan. Aku tau oppa adalah seorang
artis papan atas, tapi—,” Ji Eun berdiam sebentar, “tapi oppa tak pernah
memperhatikanku. Aku bosan. Aku butuh perhatianmu,”
“Bukankah
selama ini Ji Eun yang tak membalas pesan dari oppa ? disisi lain, oppa takut
menghubungimu karena takut mengganggu mu, Ji Eun. Tapi oppa akan selalu siap
mendengar semua keputusanmu itu,” yah aku harus berkata seperti itu. jika JI
Eun sudah bosan, ia boleh saja meninggalkan aku dan...perasaan sayangku
padanya.
“Aku
ingin kita berhenti disini saja. Aku sudah menemukan pengganti yang lebih baik
dari oppa,” tertusuk. Yah kata-kta Ji
Eun itu sudah sangat menusukku. Inilah respon yang tak kuingginkan dari Ji Eun.
Menyedihkan. Ingin rasanya aku menangis di depannya, tapi aku adalah namja !
aku tak boleh terlihat lemah di hadapan Ji Eun. Jika ini sudah menjadi
keputusannya, aku akan selalu siap menerimanya.
“Geurre.
Kita memang harus berhenti sampai disini saja. Dan jalinlah hubungan yang lebih
harmonis dengan namjachingumu yang baru itu. jika kau bersedih, aku selalu siap
mendengar keluh kesahmu itu. ingatlah, Oppa akan selamanya ada untukmu meskipun
oppa tak bisa berada disisimu untuk setiap saat. Ingatlah itu, Ji Eun.”
“Tak
Perlu bersikap baik seperti itu, Oppa. Aku yakin hatimu sekarang sangat sakit,
oppa. Aku tau. Mian,”
“Aniyoo,
apapun keputusanmu itu aku akan siap untuk menerimanya. Aku takkan bersedih,”
Ironis. Aku membohongi perasaanku sendiri. Aah, sangat ironis.
“Mian,
Oppa.tapi aku tak ingin menderita lebih dari ini,” menderita ? aku ingin sekali kau mengulangi kata-katamu itu. apa
kau menderita ? jika kau menderita kenapa kau tidak pernah katakan itu pada
Oppa ? apakah kau sebosan dan semenderita itu jika berpacaran dengan ku ? ingin
sekali rasanya memarahi diriku sendiri yang telah membuat Ji Eun menderita. Kya
Jang Wooyoung, kau bukan namja yang pantas untuk Ji Eun. Kau hanya sampah...
Aku dan
Ji Eun mulai berdiam-diaman lagi. Aku hanya ingin menikmati waktu terakhir kita
berdua. Aku hanya ingin berdua denganmu walaupun hanya satu menit, ah ani satu
detik. Satu detikpun aku sudah senang. Sangat sangat senang.
Jam
sudah menunjukkan pukul 2 malam, mungkin kini saatnya aku harus meninggalkanmu,
Ji Eun. Aku sudah cukup senang bisa berdua denganmu seperti ini meskipun kita
tak saling berbicara.
“Ji
Eun, mungkin kini saatnya aku untuk pergi duluan. Aku ingin kembali ke rumah
eomma dan appaku. Annyeong hi-kyeseyo,”
Aku
pergi meninggalkan Ji Eun sendiri di tempat itu. aku memang bukan namjachingu
yang baik untuknya. Aku hanyalah orang yang merepotkan untuk JI Eun. Aku
hanyalah...sampah bagi Ji Eun. Terima kasih untuk semuanya Ji Eun.
Saranghaeyo....
~THE END~
How is it ? be honest please. not good, right ? hhh i already knew it. if you like it, comment please. i just want to know how your responses :) Thank you. i will be back{{{}}}